Jika kita tidak pernah punya Utang sama sekali dan punya banyak Modal, maka persamaan Akuntansi menjadi :

Harta = 0 + Modal

Dan sebaliknya, jika kita mengandalkan Utang tanpa ada Modal sedikit pun, maka persamaan Akuntansi menjadi :

Harta = Utang + 0

Sumber Utang terserah, terpenting bukan dari sumber tidak sah melanggar hukum. Itu secara moral. Sumber Modal juga terserah, bisa dari yang sudah kita punya sebelumnya, bisa dari warisan, bisa dari hibah, pemberian. Jadinya dalam Akuntansi adalah rancu jika menyebut melakukan Utang untuk Modal. Karena Utang dan Modal adalah kepala akun (head account) berbeda.

Setelah adanya Harta tersebut, barulah terjadi pengelolaan. Kita bisa mempunyai kesempatan mempunyai Pendapatan, dan juga ada (Beban) Biaya.

Dan sederhananya, Laba / (Rugi) berisi selisih hasil pengurangan Pendapatan – (Beban) Biaya. Atau jumlah total penghasilan atau penerimaan atau uang masuk kurangi dengan jumlah (beban) biaya atau pengeluaran dalam setahun.

Laba / (Rugi) = Pendapatan – (Beban) Biaya

Garis miring artinya atau, bukan pembagian; laba atau rugi.

Dalam SPT Tahunan Badan terutama, hasil perhitungan Laba / Rugi masuk ke bagian bawah Elemen Dari Neraca bagian kanan.

Itu untuk Laporan SPT Tahunan Badan. Jadi jika kita ingin bisa membuat Laporan SPT Tahunan Badan lebih sederhana dan mudah, ada baiknya kita membuat struktur akun mengikuti contoh pada gambar sejak awal pembukuan keuangan. Pengembangannya bebas di dalam sub akun. Sehingga ketika tiba saatnya, kita hanya perlu memindahkan saldo atau jumlah dari setiap sub akun ke isian laporan tahunan tersebut.

Seingat saya waktu sekolah penjelasan persamaan Akuntansi selanjutnya dari guru adalah :

Harta + (Beban) Biaya = Utang + Modal + Pendapatan

Saya baru mengerti setelahnya, ini mendapatkannya dari :

Harta = Utang + Modal + (Pendapatan – Biaya)

Dan ini menjadi logis jika kita membandingkan melihat dari contoh gambar Eleman Neraca dan Laba / (Rugi) dari Laporan SPT Tahunan Badan tersebut.

Kecuali perusahaan memang ingin bentuk berbeda sama sekali, ya bebas juga.

Eitsss.. Memang mungkin masih tampak membingungkan ya.. Terutama bagi yang pertama kali tertarik Akuntansi dan Pajak ini. Konon lagi yang tidak tertarik sama sekali. Namun, jika kita melihat peminat kuliah di perguruan tinggi, jumah mahasiswa lebih banyak di Jurusan Akuntansi dari pada jurusan-jurusan lain seperti Teknik, Hukum, Kedoketran, Manajemen. Atau mungkin saya salah juga bisa jadi.

Banyakan dongengnya dari pada Pelajaran Akuntansi dan Pajak ya..? Entah.. Saya perlu lanjutkan tulisan ini di sini, atau akan jadi tulisan baru sambungan. Ini mulai muncul malas-malasnya. Istirahat sejenak. Sepertinya kisah ini perlu bersambung ke artikel baru karena masih banyak kisah-kisah seru yang ingin saya bagikan. Itu juga andai pemirsa mau membacanya. Enggak maksa juga kok.

Kita sambung saja di tulisan berikutnya; Preman Akuntansi Konsultan Gelap Pajak.

Cag’

Akuntansi Sederhana Dari Akhir

Nusanatara desain Website by Cahaya TechDev – Klub Cahaya

Akuntansi Sederhana Dari Akhir
About the author : Cahaya Hanjuang
Digital Business Community

Get involved!

Get Connected!
Come and join our community. Expand your network and get to know new people!

Comments

No comments yet