Kudeta Gagal Kerusuhan Mei 98

Walaupun terasa baru kemarin namun kerusuhan Mey 1998 sudah berlalu 25 tahun yang lalu. Itu bukan pribumi ganyang Cina untuk melampiaskan kecemburua sosial karena orang-orang Tionghoa lebih kaya.

Kerusuhan 12-15 Mei 1998 adalah cara “Pemberontak Mey 98” untuk menimbulkan kerusuhan dalam masyarakat guna melumpuhkan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) untuk merebut kekuasaan pemerintahan Indonesia dengan paksa secara tidak sah alias KUDETA.

Walaupun sampai hari ini pihak TNI tutup mulut namun faktanya, Makar Mey 98 alias Kudeta Mey 98 alias Pemberontakan Mey 98 alias perebutan kekuasaan pemerintah Indonesia dengan paksa secara tidak sah adalah fakta yang mustahil disangkal apalagi lupakan. Kita harus mencatatnya serta mengingatnya dan tidak boleh melupakannya agar kejadian demikian tidak terulang lagi di Indonesia sampai kuda gigit jari karena harganya mahal sekali.

Syukurlah bahwa Pemberontakan Mey 98 bukan hanya gagal namun juga tidak menimbulkan pertumpahan darah para prajurit TNI dan jumlah korban masyarakat sipil yang dibantai para pemberontak itu relatif sedikit.

Karena tidak ada pertumpahan darah prajurit TNI itu sebabnya sejak akhir tahun 1998 sekelompok orang sengaja menggiring opini masyarakat dan dunia untuk menghilangkan jejak Kudeta Mey 98 dari sejarah Indonesia dengan menyamarkannya sebagai Kerusuhan Mey 98.

Fakta Pangkostrad Dan Danjen Kopassus

Panglima Tertinggi adalah Presiden Indonesia. Pangab artinya Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Kasad artinya Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Pangdam artinya Panglima Daerah Militer. Kostrad adalah Panglima Komando Strategis. Kopassus adalah Komando Pasukan Khusus.

Komando Operasional artinya hak untuk menggerakkan pasukan alias menggerakkan bala tentaranya untuk melakukan operasi militer (perang). Komando Pembinaan artinya hak untuk menggerakkan pasukan alias menggerakkan bala tentaranya untuk melakukan latihan militer.

Kerabatku sekalian, tolong, pahamilah istilah-istilah yang TNI (Tentara Nasional Indonesia) gunakan tersebut di atas dengan baik agar anda bisa memahami tulisan ini dengan gamblang dan benar.

Kostrad dipimpin oleh Pangkostrad alias Panglima Kostrad sedangkan Kopassus Danjen alias Komandan Jenderal Kopassus pimpin.

Pangkostrad dan Danjen Kopassus punya Komando Pembinaan namun tidak memiliki Komando Operasional. Artinya, keduanya hanya berhak untuk menggerakkan pasukannya alias bala tentaranya untuk latihan namun tidak boleh menggerakkan pasukannya untuk melakukan operasi militer (perang).

Tidak Memiliki Komando Operasional

Karena Pangkostrad dan Danjen Kopassus tidak punya komando operasional, itu sebabnya Panglima ABRI pun tidak berkuasa untuk menyuruh Pangkostrad dan Danjen Kopassus untuk menggerakkan pasukannya untuk melakukan operasi (perang).

Panglima ABRI juga tidak berhak menyuruh Pangkostrad dan Danjen Kopassus untuk memimpin operasi militer (misalnya: menghadang mahasiswa masuk gedung MPR).

Panglima ABRI hanya berhak untuk memberi perintah kepada Pangkostrad dan Danjen Kopassus untuk menyerahkan pasukannya kepada Pangdam untuk digunakan oleh Pangdam untuk melakukan operasi militer (perang).

Pangkostrad dan Danjen Kopassus baru boleh mengemban komando operasional dari Panglima Tertinggi (Presiden) bila negara dalam kondisi darurat dan Panglima ABRI, Kasad dan Pangdam berhalangan untuk melakukan tugasnya.

Hanya presiden (Panglima Tertinggi) yang berkuasa untuk menyatakan negara dalam kondisi darurat dan memberi perintah kepada Pangkostrad dan Danjen Kopassus untuk melakukan operasi operasional (perang).

Tindakan Pangkostrad dan Danjen Kopassus memimpin dan menggerakkan pasukannya untuk melakukan operasi militer yang menamainya“makar” alias “kudeta” alias “pemberontakan” alias merebut kekuasaan pemerintahan Indonesia dengan paksa secara tidak sah.

Kudeta Gagal Mey 98

Pada tanggal 12 Mei 1998, jumlah pasukan Kostrad di Jakarta hanya 3 kompi (1 kompi = 180-250 prajurit). Dalam tiga hari (13-15 Mey 1998) Prabowo menggerakan pasukannya sehingga pada tanggal 16 Mei 1998 ada 20 batalion pasukan Kostrad gentayangan di Jakarta.

Pada saat yang sama, Danjen Kopassus Mayjen Muchdi PR juga menggerakan seluruh ke 5 grup Kopassus-nya ke Jakarta.

Handai taulanku sekalian, pergerakan bala tentara Kostrad dan Kopassus melakukan itu tanpa perintah Panglima Tertinggi Presiden Soeharto, Panglima ABRI Jendral Wiranto, Kasad Jendral Subagyo dan Wakasad.

Di dalam bukunya yang berjudul “Konflik dan Integrasi TNI AD,” Kepala Staf Kostrad Mayjen Kivlan Zen bersaksi,“Karena tidak mendapatkan ijin dari Mabes ABRI, maka dengan menggunakan biaya pribadi Prabowo menyewa pesawat milik Mandala di Makasar dan pesawat milik Garuda di Surabaya.”

Handai taulanku sekalian, nampak gamblang sekali bahwa tindakan Pangkostrad Prabowo dan Danjen Kopassus Mayjen Muchdi PR menggerakkan pasukan ke Jakarta adalah makar alias kudeta alias pemberontakan alias merebut kekuasaan pemerintahan Indonesia dengan paksa secara tidak sah.

Dalang Kudeta Mey 98 sudah terbongkar. Sengkuni telah terbongkar. Sebentar lagi Dorna pun terbongkor. Karena di sorga yang terbesar adalah anak-anak.

Artikel ini pernah muat di : Bengcu Menggugat

Kudeta Gagal Kerusuhan Mei 98

Nusanatara; Desain Website oleh Cahaya Hanjuang

Kudeta Gagal Kerusuhan Mei 98
About the author : Ryan Winters Verified icon 2
Tell us something about yourself.

Get involved!

Get Connected!
Come and join our community. Expand your network and get to know new people!

Comments

No comments yet