Etimologi Allah

Etimologi Allah Dalam Islam

Sebutan “Allah” berasal dari Bahasa Arab. Penggunaan oleh orang Arab sejak sebelum munculnya kelompok-kelompok Islam sebagai nama untuk Tuhan Yang Maha Esa. Kata “Allah” merupakan kata benda tunggal yang mengacu pada Tuhan. Secara harfiah Allah berarti “Yang jadi sembahan” atau “Yang layak jadi sembahan”.

Etimologi Allah

Setelah munculnya kelompok-kelompok Islam, sebutan “Allah” terus berlanjut penggunaannya oleh umat Muslim untuk merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tercatat dalam Al-Quran dan terkait ibadah mereka. Penggunaan sebutan “Allah” dalam kelompok-kelompok Islam menunjukkan bahwa Tuhan yang jadi sembahan oleh umat Islam adalah Tuhan yang sama seperti Tuhan yang jadi sembahan oleh orang-orang dan kelompok-kelompok yang monotheistik lainnya.

God

Sebutan “God” berasal dari Bahasa Inggris. God penggunaan oleh orang-orang dan kelompok-kelompok Kristen berbahasa Inggris sebagai sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Kata “God” secara etimologi berasal dari kata Inggris Kuno “god”, yang terhubung dengan kata dalam Bahasa Jermanik “guthan”, yang berarti “yang jadi sembahan”.

Meskipun “God” dan “Allah” merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kelompok-kelompok monotheistik, namun sebutan-sebutan tersebut berasal dari bahasa yang berbeda. Dan tentu saja memiliki konteks budaya dan sejarah yang berbeda pula. Karena selain god, ada sebutan lain, yaitu goddess untuk hal yang berbeda namun menyerupai.

Walaupun demikian, dalam banyak bahasa dan dalam konteks interfaith, kata “Allah” dan “God” penggunaan bisa secara bergantian untuk merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa tanpa membedakan kelompok-kelompok yang ada.

Etimologi Allah

Goddess

Sebutan “Goddess” berasal dari Bahasa Inggris. Goddess merujuk kepada dewi atau Tuhan perempuan dalam mitologi atau kelompok-kelompok politeistik. Sebutan “Goddess” umumnya penggunaan dalam kelompok-kelompok seperti kelompok-kelompok di Yunani Kuno, Romawi Kuno, Norse, dan yang seupa Hinduisme, yang memiliki banyak simbologi dewi dan dewa.

Dalam kelompok-kelompok Islam, konsep Tuhan adalah monotheistik dan tidak terkait dengan konsep dewa atau dewi. Oleh karena itu, sebutan “Goddess” tidak ada penggunaan dalam konteks kelompok-kelompok Islam. Namun, dalam konteks kebudayaan dan sastra, sebutan “Goddess” masih dapat terlihat penggunaannya untuk merujuk kepada sosok-sosok perempuan dengan anggapan berkuasa atau memiliki sifat-sifat istimewa, tanpa konotasi kelompok tertentu.

Alkitab

Alkitab, terutama bagian Perjanjian Lama, tertulis dalam Bahasa Ibrani kuno. Bahasa Ibrani kuno adalah bahasa asli dari bangsa Yahudi. Penggunaannya dalam berbagai konteks budaya, sastra, dan kelompok-kelompok pada zaman kuno di Timur Tengah.

Secara etimologis, kata “Allah” tidak berasal dari bahasa Ibrani. Kata “Allah” berasal dari bahasa Arab dan penggunaan oleh orang-orang Arab sebelum adanya Islam untuk menyebut Tuhan yang jadi sembahan oleh suku-suku di Arab pada masa itu. Namun, dalam Alkitab bahasa Ibrani, kata-kata yang mereka gunakan untuk menyebut Tuhan memiliki beragam bentuk dan sebutan, seperti “YHWH” (atau sering sebutannya sebagai “Tetragrammaton”), “Elohim”, “El”, “El Shaddai”, dan lain-lain.

Theos

Bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab tertulis dalam Bahasa Yunani kuno. Karena pada saat itu Yunani adalah bahasa internasional yang luas penggunaannya di Wilayah Mediterania. Para pengarang Perjanjian Baru menggunakan Bahasa Yunani untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Yesus Kristus. Serta menulis surat-surat kepada jemaat-jemaat di wilayah tersebut.

Walaupun demikian, seiring dengan waktu, Alkitab mengalami terjemahan ke dalam berbagai bahasa di seluruh dunia. Termasuk bahasa-bahasa modern seperti Inggris, Prancis, Spanyol, Arab, Indonesia, dan lain sebagainya.

Dalam bahasa Yunani, penggunaan sebutan untuk Tuhan adalah “Theos” (θεός). Kata ini penggunaannya dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen untuk merujuk kepada Allah. Selain “Theos”, ada juga sejumlah kata Yunani lainnya yang penggunaan dalam konteks kelompok-kelompok dan spiritual. Seperti “kurios” (κύριος) yang berarti “Tuhanku”, “pneuma” (πνεῦμα) yang berarti “roh”, dan “soter” (σωτήρ) yang berarti “juru selamat”. Dari sinilah muncul sebutan Kurios Theos, Kristus, terjemahan bebasnya Tuhan Allah.

Dalam dunia klasik, terdapat juga banyak mitologi dan kepercayaan pagan Yunani yang memiliki sejumlah simboligi dewa-dewi dan makhluk gaib. Namun, istilah “Theos” dalam konteks kelompok-kelompok Kristen merujuk secara khusus kepada Tuhan yang satu dan tunggal.

Etimologi Allah

YHWH

Bahasa Ibrani menggunakan sejumlah sebutan lain untuk merujuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Namun dalam Bahasa Ibrani tidak ada kata atau sebutan Allah. Sebutan yang paling umum penggunaannya adalah “YHWH” atau “יהוה” dalam aksara Ibrani. Sebutan ini sering berarti sebagai “I AM” atau “AKU ADALAH” dalam Bahasa Inggris. Terjemahan bebasnya merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menyatakan diri-Nya kepada Nabi Musa di perbukitan Sinai dalam Kitab Keluaran (Exodus) di Alkitab.

Elohim

Selain itu, dalam Alkitab juga terdapat sejumlah sebutan lain untuk merujuk kepada Tuhan. Seperti “Elohim” atau “אֱלֹהִים” berarti “Yang Maha Tinggi” atau “Yang Agung”, dan “Adonai” atau “אֲדֹנָי” yang berarti “Tuhan” atau “Tuan”.

Sebutan “Allah” sendiri memang tidak ada penggunaan dalam Alkitab Ibrani. Namun dalam Bahasa Ibrani modern (Bahasa Arab), kata “Allah” ada penggunaan oleh orang-orang kelompok-kelompok Islam atau Arab Kristen. Terutama mereka yang tinggal di Israel untuk merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Elohim” adalah satu sebutan yang sering penggunaannya dalam Alkitab Bahasa Ibrani dan dapat berarti sebagai “Allah” atau “Tuhan”. Kata “Elohim” cukup sering penggunaannya dalam Alkitab untuk merujuk kepada Allah. Dalam konteks terbentuknya atau mewujudnya penciptaan alam semesta oleh kekuasaan-Nya.

Meskipun demikian, dalam konteks bahasa Ibrani, kata “Allah” tidak ada penggunaan sama sekali. Namun, dalam bahasa Arab yang juga sering penggunaannya di wilayah Timur Tengah, termasuk di Israel dan Palestina, kata “Allah” berguna untuk merujuk kepada Tuhan. Terutama oleh umat Islam dan juga umat Kristen Arab.

El Shaddai

“El Shaddai” adalah sebutan Bahasa Ibrani yang juga terdapat dalam Alkitab. Khususnya dalam Kitab Kejadian dan Kitab Ayub. Sebutan ini terdiri dari dua kata: “El” yang berarti “Tuhan” (Allah) dan “Shadday” yang sering berarti sebagai “Yang Maha Kuasa”.

Meskipun artinya tidak jelas dan mungkin berasal dari bahasa Akkadia kuno, namun El Shaddai sering mendapat anggapan sebagai sebutan untuk Tuhan yang menunjukkan kekuatan, keagungan, dan kemurahan-Nya. Dalam Kitab Kejadian, El Shaddai penggunaan untuk Allah ketika berfirman kepada Abram (yang kemudian menjadi Abraham) dan menjanjikan bahwa ia akan memiliki banyak keturunan.

Dalam Kitab Ayub, El Shaddai juga penggunaan sebagai sebutan untuk Tuhan ketika berbicara dengan Ayub. El Shaddai dalam konteks ini menggambarkan Tuhan yang kuasa dan memiliki kekuatan untuk mengatasi segala kesulitan dan penderitaan.

Sebutan El Shaddai merupakan salah satu dari banyak sebutan yang tertulis dalam Alkitab untuk merujuk kepada Tuhan, yang menunjukkan sifat-sifat dan karakter-Nya yang berbeda-beda.

El Roi

“El Roi” adalah sebutan Bahasa Ibrani yang ada dalam Kitab Kejadian 16:13, dalam kisah Hagar dan Ismael. Saat itu, Hagar yang merupakan hamba Sara, istri Abraham. Hagar sedang hamil dan terusir dari rumah Sara setelah perlakuan kasar. Di tengah gurun, Allah menampakkan pribadi kepada Hagar dan menghiburnya hingga Hagar memberikan sebutan “El Roi” yang berarti “Tuhan yang melihat”.

Dalam konteks kisah Hagar dan Ismael, sebutan “El Roi” menunjukkan bahwa Tuhan melihat kesulitan dan kesedihan Hagar dan Ismael di tengah gurun. Serta mengingat janji yang telah tersampaikan kepada Abraham untuk membuat keturunan-Nya menjadi banyak. Sebutan ini juga menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang memperhatikan kehidupan dan kebutuhan manusia. Serta siap membantu mereka yang memanggil nama-Nya.

Secara umum, sebutan “El Roi” mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan yang melihat segala sesuatu dan mengetahui keadaan manusia. Bahkan ketika manusia sedang mengalami kesulitan atau terpuruk dalam hidup. Sebagai manusia, dapat merasa terberkati dan terhibur dengan mengetahui bahwa Allah senantiasa memperhatikan kehidupan manusia dan siap membantu manusia dalam setiap situasi.

Etimologi Allah Dalam Alkitab Indonesia

Alkitab Bahasa Indonesia menterjemahkan kata-kata dalam Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan sejumlah istilah yang lazim penggunaannya oleh umat Kristen di Indonesia. Salah satu istilah adalah “Allah”, yang penggunaannya untuk menterjemahkan sejumlah kata Ibrani seperti “Elohim”, “El Shaddai”, “El Roi” dan sebagainya.

Allah secara etimologi jelas berasal dari bahasa Arab. istilah ini telah biasa penggunaan oleh umat Kristen dalam bahasa-bahasa yang memiliki tradisi penggunaan kata “Allah” dalam konteks kelompok tertentu. Termasuk Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Penggunaan istilah “Allah” dalam Alkitab Bahasa Indonesia mungkin juga terpengaruh oleh adanya pengaruh budaya. Serta kebiasaan penggunaan istilah tersebut dalam masyarakat Indonesia. Karena istilah “Allah” umumnya penggunaan oleh umat Muslim, Kristen, dan pemeluk kelompok lainnya untuk merujuk kepada Tuhan.

Penting untuk mengingat bahwa istilah yang penggunaan dalam menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa tertentu tidak selalu harus sama persis dengan bahasa aslinya. Hal terpenting adalah bahwa istilah-istilah tersebut dapat memperoleh makna dan pemahaman yang tepat dan jelas bagi pembaca dalam bahasa yang digunakan.

Etimologi Allah

Nusanatara; Desain Website oleh Cahaya Hanjuang

Etimologi Allah
About the author : Muhammad Rasul
Dihin pinasti anyar pinanggih.

Get involved!

Get Connected!
Come and join our community. Expand your network and get to know new people!

Comments

No comments yet