Tabuhan Genderang Politik Global Dari Tarian Trunojoyo – Jagaraga Bali

Oleh : Prof. I Putu Sudiarsa Boy Arsa, Ph.D
Professor and Senior Partner of Universal Institute Professional Management, ST Gilroy – California (USA)

Goresan dahsyat tinta emas pena yang tertuang di atas selembar kertas yang bermakna penolakan kepada timnas sepak bola Israel dari Gubernur Bali Wayan Koster efeknya sekuat hentakan gempa bumi bersekala 10 skala richter. Hampir seluruh elemen mayarakat merespon dengan berbagai teori konspirasinya. Hujatan, lecehan bahkan yang extrim cacian. Hanya kelompok kadrun yang merespon positif hentakan gempa bumi politik yang episentrumnya berasal dari bali dengan tepukan penghargaan.

Saat ini masyarakat Indonesia hiruk pikuk membedah hentakan Tarian Trunojoyo – Jagaraga, politik dari Bali.

Tarian Trunojoyo - Jagaraga Bali

Yang membuat suasana semakin dahsyat adalah dengan tiba-tiba dari Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memainkan tabuh gong Reog Ponorogo dan Kuda Lumpingnya. Masyarakat semakin variatif dan atraktif meresponnya. Judul Israel – Palestina seakan menebar sihir mengerikan jagat Nusanrara. Padahal Israel – Palesti ada di belahan benua lain yang sangat jauh dari Indonesia.

Kalimat cinta tanah air dan anti tesisnya semakin bertebaran di jagat maya. Analogi pisahkan politik dengan olah raga semakin kuat menggelinding menggilas opini terhebat sekalipun.

Hajatan berkelas dunia yang persetujuan FIFA yaitu sepak bola dunia U-20 akan terlaksana di Indonesia seakan menjadi mimpi buruk di siang hari. Seakan Stadion DIPTA di Gianyar Bali yang salah satu dari 6 stadion yang akan menjadi tuan rumah seketika jadi rumah hantu di hutan belantara.

Erick Thohir sebagai Ketua umum PSSI seakan sakit gigi akut diam seribu bahasa.

Di tengah kegaduhan tiba-tiba Gibran Wali kota Solo melantunkan sebait puisi berbalut sutra kesejukan dengan judul Solo siap jadi tempat drawing Piala Dunia U-20. Cubitan lembut anak muda keren dari Solo ini ternyata mampu merobek sekat komentar yang sudah terlanjur berjumpalitan tanpa arah sebelumnya.

Seolah tidak ingin kehilangan momentum ini, PSSI mencoba keberuntungan membuka ruang dialog. Itu pun menjadi buntu tanpa roh berselimut curiga dan tanda tanya. Tokoh-tokoh gaek mulai mencoba mencuri moment pasang kuda-kuda memperkeruh suasana kebathinan masyarakat yang sudah tanpa arah. Label negatif yang terlanjur tersematkan dari berbagai kelompok kepada Bali dan Kadrun Hindu Tolak Israel di Piala Dunia U-20 seakan semakin terbang zigzag tak terbendung.

PDIP, Koster dan Ganjar seakan menjadi musuh bersama mulai mengeras kala mereka diam beku membatu serta bebal tak goyah.

PDIP, Koster, Ganjar tegar dan tidak ciut nyali kehilangan dukungan kaum Nasionalis di Pilpres 2024. Seakan Ibu Megawati yang tengah melawan politik identitas di Pilpres 2024 berbalik memberi angin kepada kadrun dengan cara ikut-ikutan MUI. PDIP seluruh Nusantara seakan terpanggang dalam kuali panggung sandiwara politik tingkat dunia semakin membara.

Sekilas pesta Piala Dunia U-20 adalah upaya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2024 sirna. Indonesia ribet penuh kadrun. Maka bidding di 2026 nanti pasti Indonesia akan keok. Timnas Indonesia yang selama ini memble, hanya dengan menjadi tuan rumah bisa ikut piala dunia. Kesempatan emas seketika hangus menjadi debu. PDIP, Koster, Ganjar seakan buta tuli tergadap dunia bola. Jangankan piala dunia, di piala Asia saja tidak ada catatan sejarah untuk tim-tim yang berasal dari ASEAN yang cemerlang berkiprah di tingkat Asia. Hanya Myanmar (Burma) saja yang pernah menjadi runner up. Sementara Thailand yang hebat saat ini di tingkat Asia Tenggara pun terlumat di tingkat Asia. Indonesia tidak punya peta sama sekali dalam jagat sepak bola Asia.

Piala Dunia U-20 ini tontonan keren dan seru. Tim-tim hebat Brasil, Italia, Inggris, Prancis, Israel, Uzbekistan, Jepang, Korea Selatan, Irak, Senegal, Kolombia bertanding. Menjadi tontonan luar biasa saat bisa melihat Indonesia bertanding di Piala Dunia U-20. PDIP, Koster, Ganjar bela Palestina sudah terstempel seperti kadrun. Dubes Palestina menyampaikan tidak keberatan dengan Piala Dunia U-20 dihelat di Indobesia dengan kehadiran Timnas Israel. Dubes Zuhair Al-Shun pun menyampaikan Indonesia hanya mengikuti aturan FIFA. Titik.

PDIP, Koster, Ganjar dan kadrun seakan menutup pintu Indonesia menjadi magnet dunia bola.

Tarian Trunojoyo - Jagaraga Bali

Bayangkan, tragedi Kanjuruhan terlewati dengan baik. Sukses lobi Jokowi ke Presiden FIFA Gianni Infantino. Piala Dunia U-20 tetap di Indonesia. PDIP, Koster, Ganjar seolah bebal. Israel lolos ke Piala Dunia U-20 belakangan, setelah Israel menjadi runner-up UEFA Eropa U-19. Dan, ini bukan undangan perkawinan.

Adapun tentang Israel, Negara Israel berpenduduk bukan cuma Yahudi. Arab Israel meliputi 20% penduduk Israel, Warga Negara Israel. Di Knesset ada 10 orang Arab jadi anggota parlemen Israel. Ada 1% tentara Israel muslim Arab dan Druze. Disumpahnya pun pakai Al Quran. Tak heran, di Piala Dunia U-20 akan ada nama pemain sepakbola Israel; Ahmad Ibrahim Salman, striker Israel yang Arab Muslim. Warga Negara Israel.

Memang, saat ini Palestina sangat menderita. Palestina terpecah. Gaza terkuasai teroris Hamas. Tepi Barat terkuasai Faksi Fatah, hanya 52% luas Tepi Barat. Padahal, pada 1948 luas yang jadi tawaran PBB untuk menjadi negara Palestina sekitar 38%, Israel 62%. Sekarang Israel menguasai 85% (22,070 km2). Wilayah yang dituntut Palestina tinggal 6,020 km2.

Di tengah gegap gempita tebuhan musik yang ingin menenggelamkan kharisma PDIP, tiba tiba Jokowi tampil memecah gelombang tsunami yang seolah-olah hampir meluluh lantakkan PDIP.

Tarian Trunojoyo - Jagaraga Bali

Jokowi mengurai kusut politik tingkat tinggi. Hentakan Tarian Trunojoyo politik yang sengaja dimainkan dari Bali dalam panggung besar dunia perlahan terkuak. Peran Ganjar dan Gibran dalam orkestra sedikit demi sedikit tersibak. Skenario politik tingkat dunia yang PDIP mainkan perlahan tersingkap ke permukaan. Semua masyarakat terhenyak. Pakar politik, pakar komunikasi dan pakar-pakar lainya baru menyadari PDIP memainkan seruling politik dunia yang sangat halus mendayu merasuk sukma tanpa seorang pun terlukai. Namun mampu membuka topeng-topeng lawan politik maupun topeng kawan secara bersamaan.

Saat ini, Ketum PSSI Erick Thohir sedang melangkah pasti menuju markas FIFA. Membawa dan akan menyampaikan amanat bangsa dari Pemimpin Indonesia Karismatik bernama Joko Wododo.

Menjadi benar pepatah dari Budaya Bali DE NGADEN AWAK BISE.

Di Bali sering sekali mendengar kalimat ini. “De ngaden awak bisa”. Kalimat ini adalah bait pertama dari lagu berbahasa Bali, termasuk pupuh ginada untuk sekar alit, pengantar tidur anak-anak. Artinya kira-kira begini “jangan mengira diri sudah pintar”. Teman-teman saya di Bali sering melanjutkannya dengan bait kedua, “De ngaden awak bisa, depang anake ngadanin”. Kira-kira berarti “jangan mengira diri sudah pintar, biarlah orang lain yang menilai”. Kalau diartikan lebih luas, makna yang terdapat di bait-bait tersebut – bahwa kita tidak boleh arogan/sombong ketika tahu sesuatu – ini sering berguna oleh masyarakat Bali khususnya, sebagai acuan mereka dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari.

Sungguh Salut PDIP melalui Koster dan Ganjar memainkan politik berkelas dunia berdasarkan Mukadimah UUD 45.
Mari kita songsong Indonesia menjadi Negara Maju dan Hebat.

Rahayu dan Merdeka!

Tarian Trunojoyo – Jagaraga Bali

Nusanatara; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

Tarian Trunojoyo – Jagaraga Bali
About the author : Cahaya Hanjuang
Digital Business Community

Get involved!

Get Connected!
Come and join our community. Expand your network and get to know new people!

Comments

No comments yet